Sekiranya belasan panitia Reef
Check day 2013
serta anggota sudah
berkumpul di kampus sebelum jam 07.00 WITA. Setelah semalam & dua malam
sebelumnya bergelut dengan tumpukan dus, aneka jenis kertas hingga alat untuk
menulis. Yah, semua itu diperuntukkan kepada kampanye penyelamatan Hiu yang
berlangsung di Anjungan Pantai Losari, Minggu 20 Oktober 2013. Jauh sebelumnya
kicauan-kicauan sejenis “mengotori” time line para follower dan stalker, dengan
hastag #SaveSharkMKs (#SoShark)
#RCday13. Kegiatan ini juga mendapat dukungan teknis dari komunitas
Earth HourMakassar.
Sekitar pukul 07.30 WITA, satu
persatu sukarelawan mulai berdatangan. Pantai Losari sendiri sudah ramai sedari
pukul 06.00, apalagi di hari minggu (car free day). Diiringi lengkingan suara
para tukang obat yang saling bersahutan, persiapan akhir dilakukan. Pembagian tugas
berdasarkan properti kampanye seperti human statement, replika biota laut,
hingga human banner dilakukan di bawah arahan ketua panitia sekaligus
kordinator lapangan,
Muh. Asry Febriawan (AM MSDC UNHAS).
Kampanye dilakukan dengan
berjalan kaki menyusuri keramaian. Tak ayal beberapa masyarakat berpaling
pandang kepada rombongan yang menggunakan properti-properti tadi. Ada yang
bertanya sambil memperhatikan foto pada human banner dan tak sedikit pula yang
mengabadikan gambar. Tak ketinggalan
pula beberapa sorot kamera dari media lokal dan nasional setia mengikuti para
sukarelawan tadi. Bahkan ada yang menyiarkan secara langsung kampanye ini.
Secara sejarah dari bangsa Cina
kuno sup hiu menjadi santapan untuk raja atau keluarga kerajaan. Sebab itu, Hiu
dianggap makanan mahal dan hanya untuk kaum terbatas karena sulit didapat. Laporan Traffic.org
selama tahun 2000 - 2010 menyebut, Indonesia adalah penangkap hiu terbesar di
dunia. Penangkapan besar-besaran ini akibat lonjakan jumlah permintaan pasar
terhadap produk hiu. Produk tersebut diekspor dalam bentuk sirip, minyak hati,
kulit, bahkan dagingnya.
Secara ekologi, perburuan hiu
dapat merusak keseimbangan rantai makanan dalam ekosistem laut dan akhirnya
berdampak negatif bagi ketahanan pangan Indonesia. Populasi hiu yang sehat dan
beragam berperan penting untuk menyeimbangkan ekosistem laut, termasuk menjaga
kelimpahan ikan-ikan bernilai ekonomis lainnya yang kita konsumsi.
Sebagai mahasiswa yang menimba ilmu di jurusan Ilmu kelautan Universitas Hasanuddin, kadang rasa miris itu datang. Bayangkan saja di saat kalian belajar tentang konsep ekosistem serta pelestarian biota laut, di sisi lain perburuan liar terus terjadi. Nelayan yang notabene hanya korban dari sistem tak berdaya dengan buruknya sistem kehidupan Negara bahkan Dunia ini.
|
Human Banner |
|
Formasi kampanye |
|
Human statement oleh teman-teman Earth Hour Makassar |
|
Ketua panitia kampanye Reef Check Day 2013 (kanan) |
|
Semoga kabar ini tersampaikan sejauh-jauhnya |
Muh. Ihsan (06 06 0379 A2)
Divisi Humas & Kerja sama (2012-2013)