Salah satu cara yang paling tepat
untuk mengenal sesuatu ialah dengan mengamati. Seperti itulah kiranya doktrin
seorang peneliti atau kita sebut sebagai scientific. Terumbu karang maupun
invertebrata laut adalah dua poros kehidupan yang tidak bisa dipisahkan. Di
tengah-tengah “mereka”lah terjadi sebuah rencana Tuhan akan kehidupan ini. Tak
sedikit peristiwa pada Terumbu karang yang diarsiteki oleh hewan-hewan tak
bertulang belakang di sekitar mereka. Meskipun secara anatomi, hewan karang pun
tak memiliki tulang belakang. Namun dalam konteks metode pemantauan terumbu
karang, para ahli telah mengelompokkan Invertebrata berbeda dengan terumbu
(karang).
Secara skala atau luas cakupan, kita mengenal ada beberapa
metode dalam pemantauan terumbu karang, antara lain :
1.
Skala luas
Manta tow
Timed swim
2.
Skala menengah
PIT(point intercept transect)
LIT(line intercept transect)
3.
Skala detail
Transect Quadrat
Belt transect (transek sabuk)
Di antara bagian & sub-sub
bagian tersebut, MSDC UH masih berkonsentrasi pada skala menengah. PIT adalah metode
transek yang cukup sederhana. Setelah menentukan titik pendataan, maka tansek
garis/meteran siap untuk dibentangkan. Hal yang harus diperhatikan dalam proses
ini ialah bagaimana transek meteran tersebut dapat konstan berada di kedalaman
yang sama. Salah satu cara dengan memperhatikan kontur pulau. Transek meteran
harus melipir kontur pulau. Para transeker dapat menjadikan tubir sebagai acuan
pembentangan.
Metode ini sering digunakan pada
kegiatan Reef Check. Teknik pendataannya ialah melaporkan apa saja yang masuk
kategori pada tiap kelipatan 0,5 meter (50 cm) pada transek. Misalnya, 0 = DC, 0,5
m = S dan seterusnya. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui
kondisi terumbu secara umum. Adapun metote Line intercept transect (LIT),
memiliki teknik yang hampir sama dengan PIT. Namun metode LIT sedikit lebih
berat jika dibandingkan PIT. Kalau dalam metode sebelumnya para peneliti hanya
mendata pada tiap kelipatan 50 cm, maka untuk LIT berbeda. Metode Line
Intercept Transect ini tidak mengenal kata kelipatan, namun lebih ke luas
tutupan. Misalnya di titik 0 anda menemukan ACB, maka format penulisannya ialah
seberapa luas tutupannya. Contohnya 0-67 (cm) = ACB, 67-88
(cm) = ACS……. dst. Selain lebih teliti juga dibutuhkan waktu yang relatif lebih
lama dari pada metode PIT. Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa metode LIT digunakan
untuk mengetahui persentase luasan masing-masing kategori pada tiap titik
pendataan. Selain itu data mengenai ukuran koloni juga dapat diketahui melalui
metode ini.
Satu yang tidak dapat dilepaskan
dalam pemantauan ekosistem terumbu karang ialah kategori Invertebrata. Salah satu
pertimbangan hingga dimasukkannya kategori ini dalam objek pendataan ialah
Invertebrata memiliki peran bahkan dapat jadi pembatas bagi pertumbuhan dan
kesehatan terumbu karang. Salah satunya ialah Achantaster Plancii (Bintang seribu) yang sangat gemar memangsa polip-polip
karang. Saat blooming, spesies ini sangat mengkhawatirkan para peneliti terumbu
karang. Teknik pendataan bagi invertebrate relative mudah karena tidak
berpatokan pada centi per centi maupun meter per meter. Walaupun transek
meteran tetap digunakan pada pendataan ini, namun hanya berfungsi sebagai
rambu, agar titik awal dan akhirnya jelas. Dalam melakukan pendataan, perlu
juga diperhatikan area 2,5 meter samping kiri dan kanan. Juga pada percabangan
karang, karena Drupella sangat senang
beraktifitas di sana.
Sebagai organisasi penyelaman
yang juga berorientasi pada keilmuan, MSDC UH mewajibkan tiap calon anggota
penuh untuk mengikuti kurikulum. Salah satu acuan pembelajaran dalam proses
tersebut ialah MPTK (metode pemantauan terumbu karang). Dalam kegiatan Sekolah
Kelautan (Setan), disisipkan beberapa materi tentang pendataan ekosisitem. Setan
menjadi program kerja divisi penelitian & pengembangan (Litbang) yang
bekerja sama dengan divisi pendidikan & pelatihan (diklat). Kegiatan yang
berlangsung dari tanggal 27, 29 dan 30 mei ini bertempat di sekretariat MSDC
UH. Selepas dari materi kelas akan diadakan simulasi pendataan di lapangan. Diharapkan
para anggota penuh dan anggota lain pada umumnya kian akrab dengan
istilah-istilah dalam life form serta mahir dalam melakukan pendataan di
lapangan.
|
Suasana diskusi mengenai teknik pendataan |
Sumber penulisan berasal dari materi MPTK MSDC UH tahun 2010-2011