Suara mesin telah dinyalakan, sehingga menggetarkan seluruh
bagian kapal. Jangkar pun ditarik perlahan sembari memutar penuh
kemudi. Bertolak pada pukul 10.00 WITA dari dermaga Kayu Bangkoa, kapal
reguler Pulau Barrang Lompo milik H. Dahrin yang sebelumnya telah disewa
pun berangkat dengan mulus menuju Pulau Pajjenekang Kabupaten Pangkep.
Kapal sempat berlabuh di Pulau Barrang Lompo, sebab beberapa warga sana
ikut di kapal tersebut. Hingga pukul 11.45 WITA, akhirnya kapal tiba di
dermaga Pulau Pajjenekang sebagai tujuan utama.
Pemberangkatan ini bukan tanpa maksud. Ini merupakan
kegiatan untuk memeringati "Hari Bumi" yang jatuh pada tanggal 22 April
setiap tahunnya. Sehingga MSDC UNHAS, American Corner dan YSEALI,
organisasi di bawah naungan kedutaan besar Amerika Serikat di Indonesia,
bekerjasama dengan tujuan yang juga sama tentunya. Berlangsung selama 2
hari sejak tanggal 22-23 April 2016 dengan berbagai agenda kegiatan.
Mulai dari penurunan "rumah ikan" yang dalam hal ini becak dan
gorong-gorong sebagai bahan utama, kemudian transplantasi karang,
underwater clean up, serta workshop menjaga lingkungan dan penanaman
pohon bersama siswa-siswi SMP dan SMA.
Setelah tiba di Pulau Pajjenekang, kami disambut dengan
ramah oleh Daeng Santa, warga pulau yang dedikasinya telah diakui
sebagai nelayan konservatif. Sekaligus, rumah bapak pemilik gelar
"anggota kehormatan" MSDC UNHAS ini, menjadi basecamp dari kegiatan
tersebut. Setiba di basecamp, kami duduk santai dengan suguhan teh dan
kopi sembari menunggu waktu shalat jumat. Setelah melaksanakan kewajiban
sebagai hamba, kami bergegas kembali ke kapal untuk agenda pertama
kegiatan yakni transplantasi karang dan menurunkan gorong-gorong dan
becak sebagai "rumah ikan".
Selain fungsi sebagai rumah bagi ikan-ikan mayor, penurunan
becak tersebut juga diharapkan dapat menjadi salah satu spot selam yang
unik. Sehingga dapat menarik wisatawan khususnya bagi mereka yang
mencintai dunia bawah laut. Selain itu, dilakukan transplantasi karang
dengan harapan agar memberi sumber rumah yang besar bagi biota laut,
terutama untuk menumbuhkan tingkat kuantitas hidup karang yang dalam
beberapa tahun terakhir, bumi telah kehilangan banyak akibat degradasi
karang. Para siswa yang notabenenya adalah penerus bangsa, juga
dilibatkan dalam beberapa kegiatan. Harapan besar agar mereka paham,
sadar, dan mau menjaga dan melakukan yang terbaik untuk bumi di masa
sekarang dan yang akan datang.
Setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai, kami izin pamit
kepada Daeng Santa dan bertolak dari Pulau Pajenekang menuju dermaga
Kayu Bangkoa Makassar.
Penulis: Alief Fachrul Raazy (Anggota MSDC-UH)