Kader bagi
sebuah organisasi ibarat proses reproduksi oleh suatu makhluk hidup. Entah itu
makhluk bersel satu maupun yang berstruktur lebih kompleks seperti manusia.
Tanpa mekanisme tersebut mana mungkin eksistensi mereka dapat bertahan. Pun
halnya dengan Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin. Semenjak
terbentuk pada periode 1990, MSDC Unhas senantiasa beregenerasi dalam dinamika
kehidupan kampus. Selain untuk keberlangsungan organisasi, hal ini menjadi
tanggung jawab moral untuk menyebarkan nilai – nilai luhur dari MSDC Unhas itu
sendiri.
Sabtu – Minggu
(7 – 8 Februari 2015), delapan orang anggota muda yang telah melalui proses
Diklat one star, MPTK (metode
pemantauan terumbu karang) dan presentase di depan pengurus, melakukan
rangkaian akhir dalam pendidikan anggota MSDC Unhas. Selain penyematan nomor
anggota penuh, luaran yang dihasilkan tentu saja berupa penguasaan metode
survey dan pemahaman tentang konservasi. Sesuai dengan yang termaktub dalam kurikulum pendidikan
MSDC Unhas. Namun yang terpenting dari itu semua adalah pemaknaan nilai – nilai
berorganisasi, sehingga nantinya dapat mengawal roda kepengurusan.
Di awali dengan kunjungan ke panti benih (Hatchery) yang ada di Pulau
Barrang Lompo. Kunjungan ini diharapkan menjadi pembelajaran langsung terhadap
beberapa metode konservasi, baik itu perbenihan maupun penangkaran biota laut.
Layaknya sebuah study tour, para
calon anggota penuh tampak antusias menyaksikan segala proses rutin di tempat
ini. Pertanyaan demi pertanyaan akhirnya
membuahkan diskusi antara peserta, pendamping dan pengelola panti benih
tersebut. Menjelang pukul 12.00 WITA, rombongan meninggalkan lokasi dan kembali
ke basecamp (marine field station).
Setelah ishoma para peserta kembali bersiap untuk agenda selanjutnya.
Sesuai dengan perencanaan sebelumnya yang mana akan dilaksanakan kegiatan
transplantasi karang sebagai pengaplikasian nilai – nilai konservasi. Medium
yang digunakan adalah
jaring berbentuk limas yang dahulu digunakan pada metode biorock milik saudara
Abde Wunanto Hasan. Setelah sehari sebelumnya diangkat dari dasar laut, media tadi
dibersihkan dari organisme – organisme epifit. Tak kurang beberapa jenis Sponge
serta kerang – kerangan yang melekat pada media tersebut.
Seperti biasa sebelum melakukan penyelaman, para peserta wajib melakukan
pemanasan untuk mengurangi resiko keram. Pemanasan dilakukan dalam dua sesi, di
darat dan di laut. Setelah itu tiap peserta
melekatkan anakan terumbu karang pada media transplantasi dengan
menggunakan kabel Ties. Pada
setiap anakan diberi tanda sesuai nama peserta yang nantinya akan dimonitoring
secara berkala. Pemasangan itu dilakukan di bawah air secara bergiliran dan
didampingi oleh pengurus serta anggota penuh yang lain. Besar harapan kami
bahwa tingkat keberhasilan dari proses tranplantasi ini akan menjadi dasar
bertindak bagi para calon anggota penuh nantinya. Karena sejatinya prinsip
konservasi akan ditemui pada kehidupan sehari – hari.
|
Kewajiban sebelum bermain di laut |
|
Bersiap untuk pemanasan basah (Fins swimming) |
|
Penyetelan dan pengecekan peralatan sebelum melakukan penyelaman |
|
Ini dia media yang digunakan pada proses transplantasi |
|
Penandaan nama untuk kemudahan monitoring |